Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai

Kepengecutan yang paling besar adalah ketika kita membuktikan kekuatan kita kepada kelemahan orang lain.
-Jacques Audiberti-

Nelayan Sebagai Mata Pencaharian Hidup

by Unknown , at 11.55 , has 0 komentar
Nelayan merupakan mata pencaharian utama yang dilakoni oleh penduduk desa nagalawan. Kegiatan melaut dilakoni dengan peralatan melaut yang sangat sederhana dan masih sangat tradisional serta dengan bantuan pinjaman modal dari seorang toke, kemudian hasil yang didapatkan di jual dengan harga murah untuk menggantikan pinjaman. Apabila dibandingkan dengan harga penjualan toke, dengan segenap resiko di tanggung nelayan.

Pekerjaan sebagai nelayan tidak hanya dilakukan oleh kepala keluarga ataupun yang disebut sebagai suami (ayah) tetapi anak - anak mereka juga ikut berperan dan membantu orangtuanya dalam melaut meskipun pengetahuan yang mereka miliki masih sangat terbatas. Sementara isteri mereka juga ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga yaitu sebagai penganyam tikar purun yang sudah mereka lakukan sejak lama. Hasil yang mereka peroleh dari menganyam tikar purun sangat membantu perekonomianmereka selain dapat dijual juga dapat mereka konsumsi sendiri, begitu juga dengan nelayan hasilnya pun juga dapat dijadikan sebagai makanan pokok bagi mereka.

Nelayan juga merupakan salah satu mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang hidupnya hanya tergantung kepada alam, musim banyaknya hasil tangkapan, peralatan yang mereka gunakan seperti sampan, jaring serta sistem pengetahuan yang mereka miliki tentang cara mereka melaut. Hal tersebut juga terjadi dikarenakan sulitnya bagi mereka mengentaskan kemiskinan yang mereka hadapi ditambah dengan ketidakpedulian pemerintah daerah dengan kehidupan masyarakatnya.

Menurut R. Firth (dalam Kusnadi, 2000:29 - 31) yang menyatakan bahwa kemiskinan nelayan paling tidak di cirikan oleh 5 (lima) karakteristik, yaitu:
  1. Penda patan nelayan bersifat harian (daily increments) dan jumlahnya sulit ditentukan. Selain itu, pendapatannya juga sangat tergantung pada musim dan status nelayan itu sendiri. Dengan pendapatan yang bersifat harian, tidak dapat ditentukan, dan sangat bergantu g kepada musim (khususnya nelayan pandega ) sangat sulit dalam merencanakan penggunaan pendapatannya. Pendapatan yang mereka peroleh menutupi kebutuhan keluarga sehari - hari, bahkan sering tidak mencukupi kebutuhan tersebut. 
  2. Dilihat dari pendidikannya, tingkat pendidikan nelayan atau anak - anak nelayan pada umumnya rendah. Kondisi demikian mempersulit mereka dalam memiliki atau memperoleh pekerjaan lain, selain meneruskan pekerjaan orang tuanya sebagai nelayan. Sementara itu, anak - anak nelayan yang berhasil mencapai pendidikan tinggi, maupun sarjana perikanan, enggan berprofesi sebagai nelayan, karena menganggap profesi nelayan sebagai lambing ketidakmampuan. 
  3. Dihubungkan dengan sifat produksi yang dihasilkan nelayan, maka nelayan lebih banyak berhubungan dengan ekonomi tukar menukar karena produk tersebut bukan merupakan makanan pokok. 
  4. Bidang perikanan membutuhkan investasi cukup besar dan cenderung mengandung resiko yang besar dibandingkan sektor usaha lain. Oleh karena itu, nelayan cenderung menggun akan armada dan peralatan tangkap yang sederhana. 
  5. Kehidupan nelayan yang masih miskin juga diliputi oleh kerentanan, misalnya di tunjukkan oleh terbatasnya anggota keluarga yang secara langsung dapat ikut dalam kegiatan produksi dan ketergantungan nelay an yang sangat besar pada satu mata pencaharian, yaitu menangkap ikan. Keluarga nelayan memiliki kebiasaan tidak mengikutsertakan perempuan dan anak - anak dalam penangkapan ikan. 

Selain kelima kondisi internal seperti tersebut di atas, kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti makin terbatasnya sumber daya laut yang bisa di manfaatkan nelayan, persaingan yang semakin intensif, irama musim, mekanisme pasar, keadaan infrastruktur pelabuhan, d an kebijakan pengentasan kemiskinan nelayan yang kurang tepat.

Sementara itu, manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material baik kebutuhan penting maupun tidak penting sesuai dengan kemampuan mereka. Kebutuhan pokok atau kebu tuhan dasar (basic needs) merupakan kebutuhan yang sangat penting, guna kelangsungan hidup manusia baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu (makan, perumahan, pakaian, transportasi, kesehatan serta pendidkan). Adanya seperangkat kebutuhan yang harus di penuhi manusia demi kelangsungan hidupnya mendorong untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup (Mulyanto, 1982:2).

Dalam ekonomi kota kalau orang tidak memperoleh penghasilan cukup mereka tidak akan dapat menciptakan permintaan akan barang dan jasa. Mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya yang paling pokok dan tidak dapat mempergunakan penghasilannya untuk mengarahkan produksi barang yang di perlukan. Sebaliknya, barang - barang mewah diproduksi atau diimpor bagi mereka yang berduit u ntuk menciptakan permintaan yang efektif di pasaran.

Kalau permintaan akan barang dan jasa yang dinyatakan dari mayoritas penduduk, maka peekonomian secara otomatis telah diarahkan pada tujuan yang salah. Oleh karena itu kebijaksanaan pertumbuhan ekonomi cenderung untuk mengabaikan permintaan golongan miskin baik di kota maupun di pedesaan dan cenderung menimbulkan ketimpangan - ketimpangan yang makin meningkat dalam pendapatan khususnya pada nelayan tradisional yang merupakan mata pencaharian pokok bagi mer eka.

Dari gambar di atas dapat dilihat aktifitas nelayan tradisional setelah melaut dengan hanya menggunakan peralatan tradisionalnya yang berupa perahu dan jaring. Walaupun demikian, hasil tangkapan yang diperoleh cukup banyak dan hasilnya langsung dijual kepada toke dengan pendapatan yang juga cukup untuk dimanfaatkan guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga nelayan sehari - hari. Tidak hanya kaum laki - laki yang menjadi nelayan tetapi, pekerjaan sebagai nelayan juga dilakoni oleh kaum perempuan di sampi ng mereka menganyam tikar purun dan hasil tangakapannya pun sama banyaknya dengan hasil tangkapan yang diperoleh oleh kaum laki - laki. Hal tersebut lah yang membuat masyarakat di Desa Sei Nagalawan mampu untuk bertahan hidup karena adanya sistem pembagian kerja antara suami dengan isteri. Dari gambar di atas juga menggambarkan kegigihan seorang perempuan dalam membantu suaminya demi mendapatkan pendapatan yang lebih agar kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi.
Nelayan Sebagai Mata Pencaharian Hidup
About
Nelayan Sebagai Mata Pencaharian Hidup - written by Unknown , published at 11.55, categorized as Sejarah . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Copyright ©2013 DESA SEI NAGALAWAN by
Modified by Idi suwardi, Original by Damzaky